Friday, February 13, 2015

Sejarah Perkembangan Kesenian Ludruk Jawa Timur di Indonesia

Seni Ludruk Asal Jawa Timur
Kesenian ini merupakan salah satu dari sekian banyak Kesenian Tradisional yang terdapat  di propinsi JawaTimur ( Indonesia ). Kesenian ini berbentuk sebuah drama yang menceritakan tentang kehipan sehari - hari dan sering juga di bawakan cerita tentng kepahlawanan,kesenian ini diiringi oleh Gamelan sebagai peramai dalam pementasan.

Ludruk sendiri berkembang pada sekitar abad XII - XV. awal mula muncul Ludruk di kenal dengan Ludruk Bandhan,dengan mementaskan sebuah pertujukkan yang berbau magis,seperti kekebalan tubuh dan kekuatan lainnya.

Sekitar abad XVI - XVII muncul sebuah genre Ludruk yang lain yaitu ludruk Lerok yang di pelopori oleh Pak Santik dari kota Jombang. Kata Lerok sendiri diambil dari kata Lira yaitu alat musik semacam kecapi (Ciplung Siter ). dalam pementasan awal mula Lerok menggunakan musik yang keluar dari mulut pemain.

Perkembangan Seni Ludruk pada tahun 1931 ketika itu ludruk mulai berbentuk sandiwara dalam pementasannya dan jumlah pemainnya pun mulai bertambah,akan tetapi ciri khas dari ludruk itu sendiri tidak hilang tetap dipertahankan.ciri khas tersebut ialah Ngremo,Kidungan,Dagelan dan Cerita ( Lakon ). Pada tahun 1937 muncullah tokoh - tokoh baru dalam kesenian Ludruk seperti Cak Durasim yang merupaskan tokoh dari Surabaya. Oleh tangan beliau Ludruk menceritakan kisah Legenda dan dalm bentuk drama.

Didalam perkembangannya seni ludruk merupakan persatuan dari empat unsur elemen yang tak dapat di pisahkan yaitu Ngremo,Kidungan,Dagelan dan Cerita ( Lakon ). sebagian Cerita yang di tampilkan dalam seni ludruk biasanya membawakan Cerita Rakyat.Karena unsur historis yang sangat kental dalam cerita ludruk itu sendiri.

Tuesday, February 10, 2015

Rumah Adat Sulawesi Utara

Mengenal Walewangko: Rumah Adat Sulawesi Utara

Pulau Sulawesi merupakan satu dari lima pulau besar di Indonesia. Bentuknya yang menyerupai huruf K ini dibagi lagi ke dalam beberapa wilayah. Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Utara dengan ibukota Manado. Sudah pernah berkunjung ke tempat ini? Provinsi yang terdiri atas 11 kabupaten dan 4 kota ini tersohor karena beberapa hal. Salah satunya tentulah nilai budaya. Pernah mendengar nama Walewangko? Istilah ini merujuk pada rumah tradisional suku Minahasa yang mendiami Sulawesi Utara. Kini, ia juga dikenal luas sebagai rumah adat Sulawesi Utara.

Rumah Pewaris

Nama lain dari Walewangko adalah Rumah Pewaris. Rumah adat yang satu ini memiliki tampilan fisik yang apik. Ia secara umum digolongkan sebagai rumah panggung. Tiang penopangnya dibuat dari kayu yang kokoh. Dua di antara tiang penyanggah rumah ini, konon kabarnya, tak boleh disambung dengan apapun. Bagian kolong rumah pewaris ini lazim dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau godong.

Seperti rumah adat lainnya, rumah adat Sulawesi Utara ini dibagi juga ke dalam beberapa bagian utama antara lain:
1. Bagian depan yang dikenal juga dengan istilah lesar. Bagian ini tidak dilengkapi dengan didnding sehingga mirip dengan beranda. Lesar ini biasanya digunakan sebagai tempat para tetau adat juga kepala suku yang hendak memberikan maklumat kepada rakyat.

2. Bagian selanjutnya adalah Sekey atau serambi bagian depan. Berbeda dengan Lesar, si Sekey ini dilengkapi dengan dinding dan letaknya persis setelah pintu masuk. Ruangan ini sendiri difungsikan sebagai tempat untuk menerima tetamu serta ruang untuk menyelenggarakan upacara adat dan jejamuan untuk undangan.

3. Bagian selanjutnya disebut dengan nama Pores. Ia merupakan tempat untuk menerima tamu yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik rumah. Terkadang ruangan ini juga digunakan sebagai tempat untuk menjamu tamu wanita dan juga tempat anggota keluarga melakukan aktifitas sehari-harinya. Pores ini umumnya bersambung langsung dengan dapur, tempat tidur dan juga makan.

Jika kita cermati, keunikan rumah pewaris ini terletak dari arsitektur depan rumah. Perhatikan saja susunan tangga yang berjumlah dua dan terletak di bagian kiri dan kanan rumah. Konon kabarnya, dua buah tangga ini berkaitan erat dengan kepercayaan suku Minahasa dalam mengusir roh jahat. Apabila roh tersebut naik melalui tangga yang satu maka serta merta ia akan turun lagi melalui tangga lainnya.

Rumah adat Bolaang Mangondow
Selain rumah pewaris atau Walewangko, dikenal juga rumah adat Sulawesi Utara lainnya yakni Bolaang Mangondow. Rumah yang satu ini memiliki atap yang melintang dengan bubungan yang sedikit curam. Bagian tangganya ada di depan rumah dengan serambi tanpa dinding. Adapun ruang dalam terdiri atas ruang induk dan ruang tidur. Ruang induk ini terdiri atas ruang depa, tempat makan juga tempat tidur serta dapur yang ada di bagian belakang rumah.
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Total Pageviews

Copyright 2013 Macam-Macam Tarian di Indonesia: February 2015 Template by Hand's. Powered by Blogger