Posted by Blogger Name. Category:
Fungsi Tari Saman
,
Makna Tari Saman
,
Tari Saman
,
Tari Saman dari NAD
Tari Saman adalah tarian yang berasal dari Nangroe Aceh
Darussalam. Tari Saman di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan
irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama
ajaran agama Islam. ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan
tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi
dan menghempaskan badan ke berbagai arah.
Makna dan Fungsi
Tari saman merupakan salah
satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan,
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu
sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka
adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang
berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair
pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria
yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut
dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup
sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan
masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan
oleh pihak lawan.
Paduan Suara
Tari Saman biasanya
ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara
dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan
memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan
badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya
disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu
keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk
memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil
dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Pada zaman dahulu,tarian
ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu,diantaranya dalam upacara memperingati
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, khususnya dalam konteks masa
kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat
resmi,seperti kunjungan tamu-tamu Antar Kabupaten dan Negara,atau dalam
pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.
Nyanyian
Nyanyian para penari
menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari
saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang
diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum
yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu
singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian
tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang
dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking,
biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang
diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Gerakan
Tarian saman menggunakan
dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan
tepuk dada.Diduga,ketika menyebarkan agama islam,syeikh saman mempelajari
tarian melayu kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai
dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya.Dalam konteks
kekinian,tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media
untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian saman termasuk salah
satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan
gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang,kirep,linga
Tarian penuh nilai ini
diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman abad ke-16 M. Pada
mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane.
Melihat minat yang besar masyarakat Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah
dengan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, sehingga saman
menjadi media dakwah saat itu. Dahulu latihan saman dilakukan di bawah kolong
Meunasah yaitu sejenis surau bangunan panggung. Sejalan kondisi Aceh dalam
peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang menambah semangat juang
rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang
tari ini lebih sering ditampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan
kenegaraan.
Tarian ini secara luas
dikenal sebagai tarian asli masyarakat Gayo karena tarian ini lahir di Aceh
Tengah. Banyak masyarakat modern di negara-negara Asia, Australia, dan Eropa
mengadopsi keharmonisan dan kecepatan gerakan tarian ini. Namun, keaslian tari
ini tidak pernah bisa ditiru karena esensi tarian ini hanya akan Anda temukan
di Aceh.
Dipentaskan oleh sekelompok
penari tradisional dan kebanyakan mengenakan seragam berwarna-warni yang cerah,
tarian ini merupakan pengembangan dari seni tari Aceh yang disebut Pok Ane.
Tarian Saman diiringi alunan puisi, musik, dan nyayian yang dikombinasikan
dengan tepukan tangan, tepukan di dada, dan paha. Gerakan tarian ini sangat
harmonis dan cepat sehingga sanggup membuat penonton terkagum-kagum.
Tari Saman merupakan salah
satu media untuk pencapaian pesan dakwah yang mencerminkan nilai pendidikan,
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Sebelum
tari saman dimulai akan ada mukaddimah atau pembukaan, dengan tampilnya seorang
tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar)
yang memberikan syair berisi petuah dan dakwah kepada para pemain dan penonton.
Tari Saman dimainkan dengan
gerakan dinamis dan atraktif oleh 10-12 penari, akan tetapi keutuhan Saman
setidaknya didukung 15 – 17 penari. Dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini
dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan
dengan modifikasi gerak lainnya.
Gerakan pada tari Saman
sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan
gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari dengan harmonis dan biasanya
tempo tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini
sangat menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat
musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka
yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai
sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh
seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.
Tari Saman ditarikan dalam
posisi duduk, termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk) dimana
posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki.
Pola ruang pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian posisi badan. Dari
posisi duduk berlutut berubah ke posisi di atas lutut (berlembuku) yang
merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila
penari membungkuk badan kedepan sampai 45° (tungkuk) atau miring kebelakang
sampai 60° (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan
miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam
posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang). Karena
keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi
yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.
Selain tari Saman, Aceh
juga memiliki sejumlah tarian tradisional yang unik dan memikat, antara lain
Seudati dan Rapai Geleng. Tari Saman dari Aceh ini sudah menyusul untuk
didaftarkan sebagai World Intangible Heritage oleh UNESCO. Tari Saman
mendapatkan registrasi 01.01.01.001 ke UNESCO agar menjadi warisan Indonesia
dan dunia dalam kategori warisan budaya bukan benda.
0 comments:
Post a Comment