Posted by Blogger Name. Category:
Sejarah dan perkembangan tari
Sejarah
dan perkembangan tari
1. tari
zaman prasejarah / zaman primitif
Zaman primitif adalah zaman
prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai
pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM –
400 M.
Seni muncul dari ungkapan perasaan ekspresi manusia atas suatu suasana tertentu. lonjakan kegembiraan seseorang saat memperoleh kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif , lompatan manusia purba ketika berburu binatang juga terjadi secara spontan. Gerakan - gerakan inilah yang kemudian mengkristal dan disusun dalam bentuk tarian. dari berbagai peristiwa sehari - hari kemudian terlahir bentuk - bentuk rangkaian gerak yang diwujudkan dalam bentuk upacra ritual masyarakat purba.
Ciri tari pada zaman
primitif adalah kesederhanaan kostum, gerak dan iringan menjadi lebih dominan
bertujuan untuk kehendak tertentu sehungga ungkapan ekspresi yang dilakukan
berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. ciri – ciri tari primitif antara
lain :
1. gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak – gerak saja yang dilakukan
2. gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika
4. tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
10. tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
2. Tari zaman feodal / penjajahan ( 400 M – 1945)
Zaman feodal / zaman penjajahan berkisar antara tahun 400 M – 1945. Jenis Tari zaman feodal ini ditandai dengan bermunculan para pakar tari yang memberikan macam – macam definisi. Tokoh – tokoh tersebut antara lain curt sach, soedarsono, corry hamstrong, la mery dan lain sebagainya.
Pada zaman ini tari memiliki
berbagai fungsi antara lain tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan. Tari
yang berfungsi sebagai upacara ritual dan yang berfungsi sebagai hiburan
pribadi sebagian tidak tercakup karena tari ritual pada umumnya lebih
mementingkan tujuan dari pada bentuk penyajiannya, sedangkan tari hiburan lebih
mementingkan keikutsertaan penari dalam tari itu dari pada kenikmatan untuk menontonnya.
Pada zaman feodal ini tari di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari luar khususnya India. Selanjutnya muncul Islam melalui kerajaan – kerajaan di Indonesia saat itu, serta pengaruh perluasan wilayah bangsa barat yang kemudian membawa situasi tari di Indonesia lebih modern.
Perkembangan tari zaman feodal
dianggap baik karena pengaruh agama hindu, seni tari merupakan bagian yang
penting dalam upacara keagamaan yang salah satu buktinya yaitu terdapat gambar
atau relief candi yang menggambarkan para penari sedang menari diiringi
beberapa instrumen musik.
Pada zaman Indonesia Hindu lahir
tari istana sebagai seni yang memiliki nilai artistik yang tinggi antara lain
golek, gambyong. Dengan masuknya pengaruh budaya hindu lahirb wayang wong,
sapta bedaya, wayang topeng, sri kepi, klana topeng dan lain sebagainya.
Zaman feodal juga banyak dipengaruhi oleh pengaruh agama Islam. Pengaruh agama Islam yang membawa seni tari lebih berkembang karena digunakan sebagai media penyebaran agama Islam terutama di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga muncul beberapa topeng antara lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo, tembem, pentul dan lain sebagainya.
Setelah zaman invasi (perluasan
wilayah) bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal ini terbukti dengan
banyaknya tari yang diciptakan oleh penata tari dan bangsawan antara lain tari
bedhaya, Srimpi, beksan, wireng, dan drama tari (sendratari). Pada zaman feodal
/ penjajahan juga banyak muncul tari yang bertemakan kepahlawanan / heroik
antara lain tari pejuang, bandayuda, prawiroguna, keprajuritan dan lain
sebagainya.
3. Tari zaman modern ( zaman setelah indonesia merdekan sampai sekarang)
Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan munculnya koreografer – koreografer individu yang menciptakan karya – karya baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan barat. Tokoh – tokoh tari modern antara lain isadora Duncan, Martha Graham, doris Humphrey, Mary Wigman dan lain sebagainya.
Tokoh tari modern dari Indonesia
salah satunya adalah Sardono W Kusumodan Sal Murgiyanto. Karya tari yang muncul
pada zaman modern ini antara lain Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Hutan yang
Merintih. Di Indonesia pada masa setelah merdeka juga muncul tari yang
bernuansa tradisional garapan baru yaitu tari Karno Tanding, Tari Retno
Ngayuda, Tari Retno Tinanding, Tari Menak Koncar dan lain sebagainya
0 comments:
Post a Comment