Posted by Blogger Name. Category:
Unsure – unsure komposisi tari
Pada dasarnya sebuah tarian tidak hanya terdiri dari susunan gerak yang telah
mengalami proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan dari aspek tenaga,
ruang dan waktu, namun juga terdapat unsure – unsure lain yang disusun
sedemikian rupa hingga menjadi komposisi yang disebut dengan tari. Unsure –
unsure itu adalah desain lantai, desain atas, desain music, desain dramatic,
tema, tata rias / busana dan tata rambut, tata pentas, tata lampu, tata suara
property, dan komposisi kelompok, penyusunan acara yang disebut dengan unsure –
unsure komposisi tari.
Desain lantai atau floor design adalah garis yang dilalui penari di atas lantai atau garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Pola lantai ada 2 pola dasar yaitu pola lantai garis lurus dan pola lantai garis lengkung. Pola lantai garis lurus formasi yang dibuat membentuk garis lurus yaitu ke depan, belakang, samping, serong, huruf V, seitiga, segi empat, huruf T, atau zig zag. Pola lantai garis lengkung dapat dimodifikasi dengan model lengkung ke depan, samping, belakang, serong, melingkar, angka 8 dan lain sebagainya.
Design atas atau air design adalah design yang dibuat oleh anggota badan yang berada di atas lantai atau garis yang terlukis di udara. Macam – macam design atas yaitu datar, dalam, vertical, horizontal, kontras, murni, statis, lurus, lengkung, bersudut, spiral, tinggi, medium, rendah, terlukis, lanjutan, tetunda, simetris, asimetris.
Design musik adalah pola ritmik dalam sebuah tari pola ritmik dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi, harmoni dan frase music.
Design dramatic adalah tahap – tahap emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Tahap – tahap ini perlu agar tarian menarik, dan tidak terkesan monoton. Tahapan ini penonton dapat merasakan perbedaan bagian awal, klimaks dan penurunan. Klimaks merupakan puncak kekuatan emosional dalam tari. Untuk mencapai klimaks dapat digunakan dengan cara memperceoat tempo, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah penari, menambah dinamika gerak atau justru berhenti sama sekali. Dua jenis desain dalam tari yaitu kerucut ganda dan desain kerucut tunggal.
Dinamika adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya variasi – variasi di dalam tari tersebut. Variasi berupa penggunaan tenaga dalam gerak, tempo, tinggi rendah (level), pergantian posisi penari serta perubahan suasana. Dinamika tari memberikan kesan tarian menarik, tidak membosankan dan tidak terkesan monoton
Tema adalah Ide persoalan dalam tari. Sumber tema berasal dari Tuhan, manusia dan alam sekitar.
Tata Rias, tata rambut dan tata busana adalah rias wajah, tata rambut, tata busana yang dirancang dan dipakai khusus oleh penari untuk keperluan pementasan tari. Tata rias adalah seni menggunakan bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah sesuai dengan peran yang dibawakan. Tata rias ada 2 yaitu rias tradisi dan non tradisi. Tata rias dalam pertunjukan tari ada 3 yaitu rias wajah kolektif yang berfungsi untuk memperbaiki bagian – bagian yang kurang sempurna, rias wajah karakter yang berfungsi memperjelas karakter tokoh, dan rias wajah fantasi yang bertujuan untuk mewujudkan angan – angan / imajinasi. Fungsi tata rias ada 2 yaitu:
a.
Fungsi pokok yaitu tata rias yang
didasarkan pada karakter ( mengubah wajah dari muda jadi tua)
b. Fungsi bantuan yaitu tata rias yang
digunakan dalam tingkatan rias sederhana dan semata – mata untuk menambah
kecantikan atau ketampanan.
Tata rambut ada 2 yaitu rambut tradisional yang modelnya disesuaikan dengan adapt dan gaya rambut masing – masing serta rambut non tradisional yang disesuaikan dengan konsep tari.
Tata busana dirancang sesuai dengan tema tari. Kostum atau tata busana adalah segala sandang dan perlengkapan yang dikenakan saat pentas atau pertujukan. Kostum dikelompokkan 4 macam yaitu kostum dasar, body, kepala, assesories. Alternatif bahan membuat busana bermacam – macam yaitu kain kertas, plastik, daun dan lain sebagainya.
Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pagelaran tari. Tata pentas panggung memiliki 2 jenis bentuk panggung yaitu panggung terbuka dan panggung tertutup. Panggung tertutup disebut dengan proscenium yaitu penonton dari satu pandang, dan berada di dalam suatu ruangan. Contohnya pentas di kelas, aula dan lain sebagainya. Panggung terbuka di sebut auditorium dan berada di luar ruangan yang tidak beratap. Contohnya pura, pendopo, halaman rumah, lapangan dan lain sebagainya.
Tata lampu adalah seperangkat penataan lampu untuk keperluan pementasan tari yang fungsinya untuk penerangan, penciptaan suasana dan memperjelas peristiwa pada suatu adegan. Sumber cahaya antara lain berasal dari api lilin, obor dan listrik.
Tata suara adalah seperangkat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik untuk iringan tari contoh tape, CD player, MP3 dan lain – lain.
Property adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Alat ini berupa benda yan dibawa atau dapat pula benda yang menempel pada penari itu sendiri. Penari dalam membawakan property dituntut dapat trampil menggunakan alat tersebut, karena dapat memantapkan pengungkapan ekspresinya. Dengan melihat property tari dapat juga diketahui karakternya. Property ini ada yang berupa senjata dan non senjata. Property yangyang berupa senjata meliputi pedang, tameng, tombak, godo, alugara, panah , keris dan lain –lain. Property yang berupa non senjata meliputi paying, kipas, piring, lilin, sampur, bokor dan lain sebagainya.
Komposisi kelompok sangat diperlukan dalam penggarapan tari. Tari tunggal dan pasangan menggunakan komposisi kelompok yang sederhana dibanding dengan jumlah penari tiga atau lebih. Garapan tari kelompok dibutuhkan mendesain tari kelompok agar semakin cermat, teliti, dan memperhitungkan teliti dan kemungkinan yang dapat membosankan. Untuk penari kelompok dengan jumlah penari 5 dibutuhkan aspek serempak yaitu semua penari melakukan gerakan serempak, bergerak dengan motif dan bentuk gerak yang sama, arah hadap dan arah pelaksanaan gerak sama.
Penyusunan acara perlu dipertimbangkan agar pertunjukan tidak monoton, dan membosankan. Pemilihan tata susun urutan koreografi dipertimbangkan dengan pilihan koreografer, pilihan cerita, pilihan asal tari, hingga pada kualitas koreografi yang disusun berdasarkan urutan penampilan, dari sederhana sampai berbobot. Nomor penampilan dan buku program dibutuhkan agar penonton memperoleh informasi awal tentang isi pertunjukan, susunan koreografer, dan orang - orang yang terlibat dalam pertunjukan.
0 comments:
Post a Comment