Daya tarik tarian tersebut bagi kaum muda selain gerakan yang dinamis dan tabuhan kendang membawa mereka ikut menggerakan tubuhnya untuk menari Jaipongan . Tarian yang memikat ini merupakan salah satu identitas kesenian Jawa Barat yang sering tampil pada acara- acara khusus dan besar sampai kenegaraan.
Pengaruh tarian Jaipongan merambah sampai Jawa Tengan dan Jawa Timur , Bali bahkan Sumatra yang dikembangkan para senimandari luar Jawa Barat.
Penari Jaipongan terdiri dari Tunggal, rampak / kolosal :
1. Rampak sejenis
2. Rampak berpasangan
3. Tunggal laki-laki dan tunggal perempuan
4. Berpasangan laki- laki / perempuan
Gendangnya mantap tari jaipong
Bunyi gendang menambah gairah. Diiringi oleh untaian musik bernada menghentak yang harmonis dengan gerakan tubuh sang penari, menjadikan Jaipong cukup nyaman untuk dinikmati keindahan tariannya. Adapun alat musik pengiring biasanya gabungan dari beberapa alat musik antara lain :
Macam-macam alat musik tari jaipong :
• Kendang
• Saron I, II
• Bonang
• Rincik
• Demung
• Rebab
• Kecrek
• Sinden
• Gong
• Juru alok
Tari Jaipong nan memikat
Tata busana tari Jaipongan untuk kreasi baru biasanya berbeda dengan busana ketuk tilu untuk yang kreasi biasanya lebih glamor. Dengan tetap memakai pola tradisional seperti sinjang / celana panjang , kebaya / apok yang busananya lebih banyak ornamen sehingga terlihat megah tetapi lebih bebas bergerak . Seiring dengan perkembangan jaman dan tarian tersebut tari Jaipongan banyak ditampilkan pada arena terbuka secara kolosal dan juga tampil di Hotel berbintang serta dalam rangka penyambutan tamu- tamu asing dari berbagai belahan dunia.
Beberapa waktu yang lalu saya mencoba menemui seseorang yang sejak sekolah dasar sampai sekarang berumur 38 tahun masih konsisten melakukan dan memberikan bimbingan tari jaipong khususnya dan tari Sunda pada umumnya. Beliau adalah Ibu Nurlela.
Menurut Ibu Nurlela, biasa beliau dipanggil, Jaipong memang sudah tidak seheboh dulu. Namun di pelosok desa masih sering terlihat di beberapa acara khususnya pernikahan yang hiburannya menggelar tari Jaipong. Ada kebanggaan tersendiri bagi beberapa golongan jika dalam sebuah hajatan menggelar tarian ini.
Frekwensi pagelaran memang tidak sebanyak dulu, namun masih ada beberapa kontes tari Jaipong. Selain itu juga dipergunakan pula oleh beberapa instansi dalam melakukan sebuah kampanye seperti halnya keluarga berencana, sensus
kependudukan sampai pada kampanye politik. “Hal ini karena bagi beberapa kalangan tarian ini masih diminati”, demikian papar penari yang juga mahir membawakan tarian klasik Sunda itu, yang pada tanggal 11 April 2010 ini akan menggelar tarian Jaipong tersebut di Semarang
Di daerah Sunda, lanjut beliau, masih banyak kelompok seni yang masih eksis. Dia sendiri saat ini tergabung dalam 10 kelompok seni sunda yang bertebaran di 3 kabupaten yaitu Tasikmalaya, Ciamis dan Bandung.
Semoga kelak tari Jaipong ini bisa kembali marak seperti era tahun 80 – 90an yang sempat booming.
0 comments:
Post a Comment