Sunday, March 23, 2014

Fungsi Tari Linda Untuk Penobatan Wanita Remaja Menjadi Dewasa



Tari Linda merupakan jenis tarian tradisional masyarakat Muna. Tari ini lahir sebagai aplikasi dari rangkaian acara pingitan bagi gadis-gadis yang sudah disyarati dengan urutan-urutan tertentu. Lahirnya tarian ini bersamaan dengan pelaksanaan tuturan Karia karena rangkaian akhir dari prosesi Karia yaitu suatu acara 'Karunduno Samba'. Acara ini dianalogikan dari perlakuan Bidadari yang baru selesai membersihkan diri/mandi, maka bidadari mengeringkan badan sambil berputar dengan menggunakan sehelai kain yang sekarang disebut selendang.

Linda berawal dari pelaksanaan acara karia anak Sang Raja Ompuo Sangia atau La Ode Husein yang bernama Wa Ode Kamomo Kamba (wanita cantik yang menyerupai bidadari). Pada akhir tutura, maka dilakukan acara Tari Linda untuk mengenang perlakuan sang bidadari yang baru selesai mandi.

Tari Linda diiringi dengan irama Rambi Wuna (pukulan gong) yang memiliki keunikan tersendiri karena antara gerak tari bertolak belakang dengan kecepatan irama gong. Ini mengandung makna bahwa para gadis yang telah disyarati dengan tutura karia tidak boleh terpengaruh dengan pengaruh lingkungan.

Tari Linda adalah jenis tarian kerajaan karena berpakaian unik yang tidak bisa digantikan pakaian lain, karena tarian ini merupakan simbolik dari penobatan wanita remaja menjadi dewasa.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Total Pageviews