Posted by Blogger Name. Category:
Tarian Asal Caruban
Dalam kehidupan tradisional masyarakat Cirebon, kesenian topeng
biasanya erat kaitannya dengan kesenian wayang (kulit). Di setiap
perayaan, perkawinan, khitanan, memitu (mitoni), puput puser, gusaran
dan khaul/kaulan dan sebagainya, pertunjukan topeng selalu berdampingan
dengan pertunjukan wayang.
Siang hari topeng dan malam harinya
pertunjukan wayang. Kaitan antara topeng dan wayang memiliki alasan
tradisi, bahwa setiap orang yang ingin menjadi dalang wayang yang baik
harus juga harus menguasai tarian topeng agar dalam memainkan/menarikan
wayang-wayangnya terlihat mantap.
Di kalangan penggarap topeng Cirebon ada anggapan bahwa topeng
diciptakan oleh Nurkalam atau Sunan Panggung dari Demak. Anggapan lain
menyebutkan bahwa topeng adalah ciptaan Sunan Kalijaga. Dalam
pertunjukan ini masih terdapat kepercayaan lama yang diwujudkan dalam
bentuk sesaji dan pembakaran kemenyan.
Pertunjukan topeng Cirebon, dimana pun adanya, mempunyai urutan
penyajian yang pada umumnya sama dan bisa dijadikan sebagai ciri
pokoknya. Urutan penyajian tersebut yaitu:
1) Topeng Panji;
2) Topeng
Pamindo/Samba;
3) Topeng Rumyang;
4) Tumenggung/patih, kemudian
dilanjutkan dengan tari Perang Tumenggung vs Jinggaanom ; dan
5) Topeng
Klana/Rowana.
Kecuali dalam Topeng Panji, setiap penampilan topeng
selalu diselingi bodoran (lawakan). Karakter tari¬tariannya amat terkait
dengan karakter kedoknya, misalnya Topeng Panji berkarakter halus;
Topeng Pamindo/Samba berkarakter ganjen (lincah, ladak); Topeng Rumyang
berkarakter ganjen (Iincah, ladak) namun tak selincah Topeng Pamindo;
Topeng Tumenggung/Patih berkarakter gagah; dan Topeng Klana/Rowana
berkarakter gagah kasar.
Dilihat dari pola pertunjukannya secara tradisional serta
didasarkan pada motivasi masyarakat penanggapnya, terdapat tiga jenis
pola pertunjukan, yakni pertunjukan topeng hajatan/dinaan; topeng dalam
upacara komunal (Ngunjung, Ngarot, Sedekah Bumi, mapag Sri dan
lain-lain); dan topeng bebarang (ngamen).Lokasi: Kecamatan Losari, Slangit, Gegesik dan Kreo.
0 comments:
Post a Comment