Selat Makassar dengan Pulau kecil ini
sebagian besar berada di wilayah Kota Makassar, termasuk dalam jajaran
gugus pulau-pulau kecil. Untuk menjangkaunya cukup mudah, yang Anda
perlukan adalah tiket perjalanan menuju Kota Makassar, dan dari Kota
Makassar telah tersedia 3 dermaga penyeberangan yang saling
berdekatan, yaitu : dermaga Kayu Bangkoa, dermaga wisata Pulau Kayangan
dan dermaga milik POPSA (Persatuan Olahraga Perahu motor dan Ski Air) Makassar.
Kota Makassar yang terkenal dengan wisata
bahari memang menawarkan berjuta pesona keindahan alami, khususnya
pantai. Namun, jarang orang yang tahu sebetulnya banyak sekali
pulau-pulau kecil yang sangat indah di sekitar Makassar, salah satunya
Pulau Samalona.
Pulau Samalona
Cara untuk sampai ke Pulau Samalona cukup
mudah Anda hanya perlu menyewa perahu dari penduduk sekitar pantai
Losari Makassar yang biasanya berprofesi sebagai nelayan atau jasa
penyewaan perahu. Harga perahu mulai dari 300 sampai 600 ribu rupiah,
pulang pergi untuk 10 orang. Namun, ingat jangan lupa tawar-menawar
dengan pemilik perahu.
Waktu tempuh untuk sampai ke Pulau
Samalona dari Pantai Losari sekitar setengah jam. Sepanjang perjalanan,
Anda dapat menikmati hamparan laut biru terbentang luas seakan tak ada batasnya. Anda juga bisa melihat perahu-perahu nelayan yang sedang menangkap ikan.
Ketika tiba di Pulau Samalona, Anda akan
disuguhi pemandangan hamparan luas pasir putih pantai, udara sejuk nan
bebas polusi, dan pemandangan alam yang masih alami. Bayangkan, air laut
yang begitu bening membuat Anda tidak pernah kesulitan untuk melihat
indahnya biota laut di dalam sana.
Pulau kecil ini hanya berpenghuni sekitar
16 kepala keluarga dan luasnya tidak lebih dari 100 meter persegi.
Serasa memiliki pulau pribadi, bukan? Anda pun bisa menyewa baruga
(rumah singgah) yang hanya sekitar 250 ribu rupiah per harinya.
Anda juga bisa menunggu keindahan
matahari terbenam di pesisir pantai sambil mengitari pulau kecil itu.
Rasakan lembutnya butiran-butiran pasir putih di telapak kaki sambil
sesekali memungut kerang yang terseret ombak. Belum lagi kegiatan voli
pantai dan sepak bola di pasir tentu seru dan mengasyikkan.
Dini hari Anda Dapat menikmati indahnya matahari terbit di Pulau Samalona. Sungguh panorama yang begitu sulit untuk dilupakan.
Berenang di laut. Beningnya air laut dan
perairan yang dangkal membuat Anda aman untuk berenang , dengan
menggunakan kacamata selam dan alat bantu pernapasan a,Anda bisa
bersnorkle ria, menyapa
ikan-ikan kecil yang beraneka warna dengan terumbu karang yang masih
terjaga keasliannya. Jika beruntung, Anda akan menemukan kuda laut yang
cantik dan bintang laut yang indah di sana.
Pulau Bonetambung
Pulau ini berbentuk bulat, dengan luas 5 Ha, atau berjarak 18 km dari
Makassar. Posisinya berada di sebelah timur P. Langkai. Perairan
sebelah utara dan timur merupakan alur pelayaran pelabuhan, dengan
kedalaman lebih dari 40 meter (± 900 meter dari pantai), perairan
sebelah barat terdapat rataan terumbu karang, pada bagian luar sekitas 1
km terdapat kedalaman besar dari 20 m, dan pada sebelah baratdaya
sekitar 1 km terdapat daerah yang sangat dangkal dengan kedalaman kurang
dari 5 meter. Belum tersedia transporatasi reguler ke pulau ini, dapat
menggunakan perahu carteran (sekoci) 40 PK dengan biaya sebesar Rp.
600.000,- (pergi-pulang).
Pemukiman penduduk tersebar merata di pulau ini, dengan jumlah 481 jiwa. Vegetasi umum dijumpai adalah pohon kelapa. Beberapa kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat, adalah upacara Lahir bathin yakni mensucikan diri sebelum masuk bulan Ramadhan, Upacara Songkabala yakni upacara untuk menolak bala yang akan datang, dan upacara Pa’rappo yakni upacara ritual yang dilaksanakan oleh para nelayan sebelum turun ke laut, serta upacara karangan yakni upacara ritual yang dilakukan oleh para nelayan ketika pulang melaut dengan memperoleh hasil yang berlimpah.
Kondisi ekonomi masyarakat relatif baik dimana mata pencaharian utamanya adalah sebagai nelayan (90%) khususnya nelayan ikan kerapu Untuk mendukung sarana transportasi laut dipulau ini, telah dibangun dermaga pada sisi selatan pulau, selain fasilitas dermaga, terdapat 1 buah sekolah dasar (SD) dan 1 buah Puskesamas pembantu dengan tenaga medis 1 orang mantri, 1 orang suster dan 1 orang dukun, sanitasi lingkungan di pulau ini belum tersedia.
Kita juga dapat menjumpai sebuah masjid hasil swadaya masyarakat dan fasilitas olahraga yakni lapangan bola dan volley. Sebuah instalasi lidtrik dengan generator yang beroperasi pada pukul 18.00 – 22.00 wita melengkapi fasilitasv di pulau ini. Kepiting, crustasea, molusca, cacing pasir, kerang-kerangan, bintang laut, bulu babi, beberapa jenis ikan, seperti ; cumi-cumi, baronang, papakulu (ayam-ayam), mairo (teri), katamba, dan banyar merupakan biota yang umumnya dijumpai diperairan pulau ini. Sejumlah terumbu karang telah rusak, namun masih dapat dijumpai panorama bawah laut yang masih asri untuk lokasi snorkling. Disamping itu, upacara ritual masyarakatnya dapat menjadi atraksi wisata budaya bagi wisatawan.
Pemukiman penduduk tersebar merata di pulau ini, dengan jumlah 481 jiwa. Vegetasi umum dijumpai adalah pohon kelapa. Beberapa kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat, adalah upacara Lahir bathin yakni mensucikan diri sebelum masuk bulan Ramadhan, Upacara Songkabala yakni upacara untuk menolak bala yang akan datang, dan upacara Pa’rappo yakni upacara ritual yang dilaksanakan oleh para nelayan sebelum turun ke laut, serta upacara karangan yakni upacara ritual yang dilakukan oleh para nelayan ketika pulang melaut dengan memperoleh hasil yang berlimpah.
Kondisi ekonomi masyarakat relatif baik dimana mata pencaharian utamanya adalah sebagai nelayan (90%) khususnya nelayan ikan kerapu Untuk mendukung sarana transportasi laut dipulau ini, telah dibangun dermaga pada sisi selatan pulau, selain fasilitas dermaga, terdapat 1 buah sekolah dasar (SD) dan 1 buah Puskesamas pembantu dengan tenaga medis 1 orang mantri, 1 orang suster dan 1 orang dukun, sanitasi lingkungan di pulau ini belum tersedia.
Kita juga dapat menjumpai sebuah masjid hasil swadaya masyarakat dan fasilitas olahraga yakni lapangan bola dan volley. Sebuah instalasi lidtrik dengan generator yang beroperasi pada pukul 18.00 – 22.00 wita melengkapi fasilitasv di pulau ini. Kepiting, crustasea, molusca, cacing pasir, kerang-kerangan, bintang laut, bulu babi, beberapa jenis ikan, seperti ; cumi-cumi, baronang, papakulu (ayam-ayam), mairo (teri), katamba, dan banyar merupakan biota yang umumnya dijumpai diperairan pulau ini. Sejumlah terumbu karang telah rusak, namun masih dapat dijumpai panorama bawah laut yang masih asri untuk lokasi snorkling. Disamping itu, upacara ritual masyarakatnya dapat menjadi atraksi wisata budaya bagi wisatawan.
Pulau Lumu-Lumu
Pulau Lumu-lumu berjarak 28 km dari kota Makassar, termasuk Kelurahan Barrang Caddi, Kecamatan Ujung Tanah. Posisi pulau ini berada di sebelah timur P. Lanjukang, dan merupakan pulau terdekat dari tiga pulau terluar Makassar. Untuk menuju pulau ini, belum tersedia transportasi reguler, hanya tersedia perahu carteran (sekoci) 40 PK dengan biaya Rp. 600.000,- (pergi-pulang).
Pulau Lumu-Lumu
Pulau ini berbentuk bulat, memanjang barat laut-tenggara. Sebaran
terumbu karang yang mengelilingi pulau ini dengan kedalaman kurang dari 1
m, dan sebagian besar berubah menjadi daratan pada kondisi surut
minimum. Perairan sebelah timur dan utara, merupakan alur pelayaran
dengan kedalaman besar 30m, sedangkan perairan sebelah selatan sekitar 2
km dari pulau merupakan daerah gosong dengan kedalaman 5 m, kedalaman
perairan antara gosong dan perairan sebelah barat P. Lumu-lumu hingga
mencapai besar dari 30 m.Walaupun luas pulau ini hanya 3,75 ha, atau hampir setengah dari luas P. Lanjukang, namun jumlah penduduknya mencapai 984 jiwa atau 30 kali dari P. Lanjukang. Pulau ini merupakan pulau terpadat penduduknya dengan tingkat kepadatan 262 jiwa setiap ha dan tersebar merata di seluruh pulau. Tidak banyak pohon dijumpai di pulau ini. Pohon yang terdapat di pulau ini: pohon kelapa, pohon kayu cina yang menempati sisi utara, barat dan selatan.
Jumlah masyarakat sejahteranya mencapai 90%, dengan mata pencarian utamanya sebagian nelayan, yang hanya menangkap ikan yang memiliki nilai jual tinggi seperti ikan sunu (grouper) dan ikan karang lainnya. Tingkat kesejahteraan masyarakat pulau ini juga tercermin dari peralatan tangkap yang digunakan sudah lebih maju dibanding nelayan tradisional, dengan menggunakan jaring insang (gill net).
Sebuah dermaga kayu terletak pada sisi timur untuk menunjang aktifitas keluar masuknya perahu. Terdapat sebuah masjid permanen, sebuah Sekolah Dasar dan sebuah puskesmas pembantu dengan satu orang suster, pos yandu 1 buah dan dukun beranak sebanyak 2 orang. Banyak dijumpai sumur dengan air payau dan hanya digunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi, sementara rumah penduduk belum banyak dilengkapi dengan jamban. Instalasi listrik dari PLN dengan 2 buah generator yang beroperasi antara pukul 18.00 – 22.00 Wita, dan tersedia fasilitas telekomunikasi.
Biota yang terdapat di pesisir pulau, adalah: padang lamun, rumput laut, kepiting, keong laut, cacing pasir, teripang, sedangkan diperairan sekitar pulau.terdapat beberapa jenis ikan, karang lunak, karang keras, dan padang lamun.
Pulau Barrang Lompo
Pulau Barrang Lompo termasuk wilayah Kecamatan Ujung Tanah, dan berada di sebelah utara P. Barrang Caddi, dan berjarak 13 km dari Makassar. Pulaunya berbentuk bulat, dengn luas 19 Ha. Vegetasi yang umum tumbuh di pulau ini adalah pohon asam, pohon pisang dan pohon sukun, sedangkan pohon kelapa hanya dijumpai disisi timur dan barat pulau ini.Pulau Barrang Lompo
Konsentrasi pemukiman penduduk berada pada sisi Timur, Selatan, dan Barat dengan jumlah penduduk mencapai 3.563 jiwa dari 800 KK. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, dilengkapi kurang lebih 50 kapal kayu motor dan sekoci. Kondisi ekonomi masyarakatnya relatif sejahtera.
Fasilitas umum di pulau ini cukup maju dibanding pulau lainnya, tersedia transportasi reguler dari dan ke Makassar dengan kapal motor, biayanya Rp. 6.000,- per orang sekali jalan, sanitasi yang cukup baik, fasilitas pendidikan : 1 buah Taman Kanak-kanak (TK), dan 2 buah Sekolah Dasar. Pulau ini dilengkapi juga dengan fasilitas kessehatan berupa 1 buah Puskesmas dan sebuah lagi puskesmas pembantu dengan tenaga medis yang terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat, 1 orang mantri, dan 1 orang bidan. Instalasi listrik dengan 2 generator yang berkapasitas 360 KVA yang beroperasi pada pukul 18.00 – 06.00 WITA. Jalan-jalan utama dibuat dari paving blok. Fasilitas air yang baik dan memiliki 2 buah dermaga (tradisional dan semi permanen), dan di pulau ini terdapat “Marine Field Stasiun Universitas Hasanuddin”.
Tradisi masyarakat yang masih dijumpai di pulau ini adalah upacara Lahir Bathin yakni mensucikan diri sebelum masuk bulan Ramadhan, upacara Songkabala yakni upacara untuk menolak bala yang akan datang, upacara Pa’rappo yakni upacara ritual yang dilaksanakan oleh para nelayan sebelum turun ke laut, dan upacara Karangan yakni upacara ritual yang dilakukan oleh para nelayan ketika pulang melaut dengan memperoleh hasil yang berlimpah.
Selain makam-makam tua dari abad ke XIX yang terdapat di pulau ini sebagai obyek wisata budaya yang menarik dikunjungi, juga kios tempat pembuatan cindera mata dari kerang laut, berada tepat didepan dermaga utama. Pada beberapa spot di perairan pulau ini, kehidupan karang dan ikan karang umumnya masih baik, walaupun ada sebagian karangnya sudah ikut hancur akibat eksploitasi yang tidak ramah lingkungan.
Pulau Kodingareng Keke
Pulau ini terletak disebelah utara Pulau Kodingareng Lompo, dan
berjarak 14 km dari Makassar. Bentuk pulaunya memanjang timurlaut –
baratdlaya, dengan luas ± 1 Ha. Pada sisi selatan pulau, pantainya
tersusun oleh pecahan karang yang berukuran pasir hingga kerikilan,
sedangkan pada sisi utara tersusun oleh pasir putih yang berukuran
sedang-halus dan bentuknya berubah mengikuti musim barat dan timur.
Tidak tersedia transportasi reguler menuju pulau ini, namun dapat
menngunakan perahu motor carteran (sekoci), 40 PK dengan biaya Rp.
500.000,- (pergi-pulang)
Pulau Kodingareng Keke
Tidak tercatat adanya penduduk di pulau ini, namun dalam 7 tahun
terakhir ini terdapat beberapa bangunan peristirahatan semi permanen
bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Bangunan dikelola oleh
seorang warga negara Belanda, dan telah menanam kembali beberapa pohon
pinus. Namun belakangan bangunan tersebut hancur terkena badai dan
tinggal puing²nya saja. Pada sisi barat terdapat dataran penghalang yang
terbentuk akibat proses sedimentasi yang tersusun atas material pecahan
koral. Ada pasang terendah, terdapat dataran yang cukup luas dibagian
barat pantai. Perairan sebelah baratlaut merupakan daerah yang cukup
luas dengan kedalaman kecil dari 5 meter hingga mencapai 2,5 km dari
garis pantai, sedangkan di perairan sebelah timur dan selatan merupakan
alur pelayaran masuk dan keluar dari pelabuhan samudera Makassar.
Perairan di sekitar pulau ini merupakan tempat yang ideal bagi mereka
yang menyenangi snorkeling. Kondisi terumbu karangnya umumnya terjaga
dengan baik, dengan ikan-ikan karangnya yang cantik membuat panorama
bawah lautnya semakin asri. Bagi anda yang tidak menggemari
snorkling/diving, dapat anda menikmati hamparan pasir putihnya.
Pulau Kapoposan – Pangkep
Bisa jadi salah satu pulau terindah. Pasir putih dan biota lautnya sangat menakjubkan.
MASYARAKATNYA terbuka kepada siapa saja. Syarat untuk masuk ke pulau ini juga tidak sulit. Cukup bersedia tidak merusak lingkungan dan jangan merugikan masyarakat.
Bisa jadi salah satu pulau terindah. Pasir putih dan biota lautnya sangat menakjubkan.
MASYARAKATNYA terbuka kepada siapa saja. Syarat untuk masuk ke pulau ini juga tidak sulit. Cukup bersedia tidak merusak lingkungan dan jangan merugikan masyarakat.
Secara administrasi, Pulau Kapoposan memang tercatat dalam wilayah
Desa Mattiro Ujung, Kecamatan Liukang Tupabbiring. Wilayah ini merupakan
salah satu dari empat kecamatan yang dimiliki Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan (Pangkep) yang wilayahnya berada di pulau. Selain Liukang
Tupabbiring, kecamatan lain yang wilayahnya juga berada di kepulauan,
yakni Liukang Tupabbiring Utara, Liukang Kalmas, dan Liukang Tangaya.
Warga Pulau Kapoposan sangat ramah kepada setiap pendatang. Jangan
heran jika Anda mencoba menelusuri jalan-jalan di pulau itu, setiap
warga yang ditemui atau sedang berada di teras rumahnya, akan menyapa
dan mengajak mampir.
Jalan-jalan di pagi hari mengelilingi pulau memang menjadi salah satu
pilihan menarik. Kicauan burung-burung serta indahnya mentari pagi bisa
disaksikan di bibir pantai. Sejuknya udara pagi di hutan-hutan mini
pulau ini menambah lengkap perjalanan refreshing Anda. Memang, di Pulau
Kapoposan, masih terdapat areal hutan yang belum terjamah. Hutan itu
menjadi keindahan tersendiri bagi pulau.
Di hutan inilah sebagian peneliti dari kalangan pelancong ditemukan
sejenis burung yang konon hanya ada di Pulau Kapoposan. Namun bagi warga
setempat, burung itu dianggap biasa-biasa saja. Pelancong yang kerap ke
sana menyebutnya Burung Konde karena memiliki jambul di bagian kepala
mirip konde. Burung tersebut mirip Burung Maleo di Sulawesi Utara, namun jambul dan bulunya berbeda.
Namun tidak disadari bahwa burung inilah yang dapat menarik wisatawan
ke Kapoposan . Itu salah satu kekayaan yang dimiliki Pulau Kapoposan. .
Topografi Pulau Kapoposan memang sangat mendukung untuk wisata bawah
laut. Makanya olahraga diving atau menyelam sangat cocok di pulau ini.
Konstruksi laut yang landai dipenuhi terumbu karang indah. Di bawah
pulau ini terdapat beberapa gua yang bisa menambah daya tarik bagi
pecinta petualangan bawah laut. Bagi yang suka olahraga berburu ikan
dengan panah juga cocok di pulau ini.
Terumbu karangnya sangat bagus dan berwarna-warni. Biar pun tidak
menyelam sampai ke dasar laut, terumbu karangnya sudah bisa dilihat.
Bagi Anda yang ingin berwisata ke pulau ini, bisa ke sana saat cuaca
bagus. Maklum, kondisi geografis pulau ini yang berbatasan langsung
dengan laut lepas, sehingga ombak relatif tinggi terutama di musim
hujan. Perjalanan ke sana, khususnya dari Makassar dan Pangkajene bisa
ditempuh selama tiga hingga lima jam, tergantung jenis perahu yang
digunakan.
Untuk tempat menginap, saat ini terdapat bungalow atau sejenis
penginapan milik Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pangkep yang bisa disewa.
Penginapan lainnya saat ini sedang dibangun .
Pulau Lanjukang,
Pulau Lanjukang, atau disebut juga Pulau Lanyukang, atau Pulau
Laccukang, merupakan pulau terluar yang berjarak 40 km dari kota
Makassar, termasuk Kelurahan Barrang Caddi, Kecamatan Ujung Tanah. Untuk
menuju pulau ini dari kota Makassar, belum ada transportasi reguler,
namun bagi wisatawan dapat menggunakan perahu carteran (sekoci) dengan
mesin 40 PK untuk 10 penumpang dengan biaya sewa Rp. 1.OOO.OOO,-
(pulang-pergi) .
Bentuk pulau ini memanjang baratdaya – timurlaut, dengan luas
mencapai lebih 6 ha, dengan rataan terumbu yang mengelilingi seluas 11
ha. Pada timur merupakan daerah yang terbuka dan terdapat dataran yang
menjorok keluar (spit). Sedangkan di sisl barat bagian tengah, terdapat
mercusuar. Vegetasi di pulau ini cukup padat, dengan sebaran pohon
merata, didominasi oleh pohon pinus dan pohon kelapa serta pohon pisang
dibagian tengah pulau.
Sarana umum yang tersedia masih relatif sangat terbatas. Fasilitas
pendidikan dan kesehatan belum tersedia. Instalasi listrik dengan 2 buah
generator hanya beroperasi antara pukul 17.30 – 21 .00 Wita. Terdapat
sebuah sumur air payau di bagian tengah pulau untuk kebutuhan
sehari-hari. Kita juga dapat menjumpai 2 buah warung kecil dengan barang
dagangan yang sangat terbatas. Selain itu terdapat sebuah mushallah
semi permanen. Pemukiman penduduk terkonsentrasi di sisi utara pulau
yang relatif lebih aman pada musim timur dan barat.
Resort Pulau Lanjukang
Pulau ini belum dilengkapi dengan fasilitas dermaga kapal. Disisi
bagian barat, pada surut terendah terdapat rataan terumbu karang yang
mencapai jarak 1 km dan pada jarak 2 km terdapat daerah yang mempunyai
kedalam yang curam hingga lebih 100 m. Wilayah perairan disisi selatan,
timur, dan utara pulau ini merupakan alur pelayaran kapal.
Fasilitas resort sudah tersedia berupa 2 buah bangunan rumah batu
semi permanen sebagai guest house bagi wisatawan ke pulau ini. Walaupun
fasilitas sangat terbatas, bagi mereka yang menyenangi suasana alami,
pulau ini ini salah satu tempat yang ideal bagi mereka yang ingin
melakukan camping atau sekedar berjemur di pantai pasir putih yang indah
dan bersih, atau bagi mereka yang gemar bersnorkling disekitar perairan
pulau ini, panorama taman laut dan keanekaragaman biotanya dengan laut
yang bersih menjadi daya tarik tersendiri.
Kondisi terumbu karang di sekitar pulau umumnya masih baik dan sangat
menarik untuk kegiatan snorkling. Kita dapat menjumpai berbagai jenis
spesies karang, karang lunak, ikan karang, dan ikan hias, serta biota
lautnya. Umumnya, pulau ini dimanfaatkan oleh wisatawan pemancing
sebagai tempat transit, sebelum meneruskan ke perairan Pulau Taka Bakang
dan Pulau Marsende (wilayah perairan Kabupaten Pangkajene Kepulauan)
untuk kegiatan “sport fishing”.
Mangrove di Tanah Keke – Takalar
Tanah Keke merupakan Pulau yang sangat besa, Pulau ini merupakan
pulau yang terdiri dari daratan dan rawa-rawa, pulau ini masih memiliki
banyak hutan mangrove yang luas dan padat. Penduduk di pulau ini
memanfaatkan mangrove sebagai kayu bakar n kulit batang mangrove di
jadikan timbunan.
Pulau ini bisa dikatakan kekayaan alamnya masih terjaga, terumbu karang dan mangrovenya. di pulau ini jg bisa ditemukan penyu sisik, Dugong dan kuda laut (Seahorse).
Pulau ini bisa dikatakan kekayaan alamnya masih terjaga, terumbu karang dan mangrovenya. di pulau ini jg bisa ditemukan penyu sisik, Dugong dan kuda laut (Seahorse).
Di Pulau ini memiliki beberapa jenis mangrove, seperti Rhizophora,
Soneratia, Ceriops dan Mangrove Jenis Lainnya. Di Pulau ini yang paling
mendominasi adalah Jenis Mangrove Rhizophora dari Spesies Rhizophora stylosa, hampir 70% mangrove jenis ini yang mendominasi dari keseluruhan mangrove yang ada di Pulau ini.
Gambar dan Jenis Mangrove
1. Rhizophora stylosa
1. Rhizophora stylosa
0 comments:
Post a Comment