Sunday, November 3, 2013

Kain Tenun Ulos Identitas Suku Batak



Pernahkan anda melihat atau mendengar istilah Ulos? Jika belum, Ulos merupakan kerajinan khas dari Suku Batak. Ulos adalah kain yang ditenun dengan berbagai motif dan warna.

Jika anda sedang berjalan-jalan di kota Medan, banyak sekali tempat yang menjual kerajinan ini. Kain Ulos juga menjadi salah satu komoditi ekspor masyarakat Medan dan sektarnya, nama kain ini telah tersohor hingga mancanergara. Biasanya kain ini dijadikan oleh-oleh khas bagi wisatawan yang berkunjung ke Medan.

Bentuk kain Ulos menyerupai selendang yang panjang, ada pula yang kecil dan menyerupai sajadah. Warna dan motif kaini ini pun beraneka ragam, sesuai dengan kegunaannya. Dalam masyarakat Batak, Ulos memiliki filosofi kasih sayang.

Dalam pembuatan Ulos, tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru. Prosesnya terbilang rumit dan lama, karena ditenun manual menggunakan mesin tenun tradisional. Adapun warna benang yang sering dipakai adalah merah, putih, dan hitam.

Warna-warna tersebut dianggap memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Batak. Warna merah melambangkan keberanian, warna putih melambangkan kesucian, dan warna hitam melambangkan kekuatan. Ulos biasa dipakai saat upacara adat seperti upacara pernikahan, upacara kematian, upacara penyambutan tamu, dan lain-lain.

Cara memakai Ulos pun unik, karena Ulos bisa dipakai dengan diselempangkan, diikatkan di kepala, atau badan. Ulos bukan hanya sebagai kerajinan khas Batak, namun telah menyatu dengan masyarakat Batak. Ada beberapa jeni Ulos yang sering dipakai oleh masyarakat Suku Batak, diantaranya :

1. Ulos Ragidup, yang memiliki makna kehidupan, biasanya Ulos ini dipajang di dinding rumah-rumah masyarakat Batak.

2. Ulos Ragihotang, yang memiliki makna doa, biasanya dipakai dalam acara pernikahan.

3, Ulos Mangiring, biasanya dipakai oleh tetua atau orang yang dituakan di masyarakat.

4. Ulos Giun Hinar-Haran, ulos ini dipakai saat upacara kematian, atau orang yang sedang tertimpa musibah.

5. Ulos Abit Godang, memiliki makna pengharapan akan kebahagiaan.

Jika anda sedang berburu kain yang satu ini, anda dapat menjumpainya di pusat pasar di kota Medan, diantaranya di Pajak Sentral, dan Pasar Petisah, yang tidak jauh dari pusat kota ,di tempat-tempat wisata seperti Danau Toba, Pulau Samosir, dan lain-lain.

Jika anda kebingungan, anda dapat menggunakan beberapa alat-alat transportasi di Medan, seperti betor, angkot, maupun minibus untuk menuju lokasi tersebut. Tersedia pula penginapan di pusat kota Medan, Grand Swiss-Belhotel Medan, JW Marriott Hotel Medan, dan Grand Sakura Hotel.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Total Pageviews