Sunday, November 3, 2013

Peninggalan Sejarah Budaya di Museum Sumatera Utara



Negeri Propinsi Sumatera Utara ini diresmikan sejak tanggal 19 April 1982, namun peletakan koleksi pertama dilaksanakan olh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno pada tahun 1954 berupa makara.

Oleh karenanya, museum ini juga dikenal dengan nama Gedung Arca. Terletak tidak jauh dari Bandara Polonia, yaitu sekitar 3 km, atau 25 km dari pelabuhan laut Belawan, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ini mudah dijangkau. Museum ini terletak di Jl. H.M. Joni No. 15, Medan.

Berdiri di atas bangunan seluas 10.468 meter persegi, museum ini terdiri dari dua bangunan induk yang diklasifikasikan ke dalam partisi ruang berdasarkan fungsinya. Ruang-ruang tersebut dikelompokkan menjadi ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audiovisual/ceramah, ruang Kepala Museum, tata usaha, ruang seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, dan gudang.

Bila dilihat dari arsitektur bangunannya, bangunan induk museum dirancang seperti rumah tradisional daerah Sumatera Utara. Di bagian atap depan terdapat beberapa ornamen khas berbagai macam etnis, seperti Melayu, Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan tidak ketinggalan Nias.

Berdasarkan koleksi museum yang terdapat di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ini, museum ini termasuk dalam kategori museum umum. Sebagian besar koleksi museum ini merupakan berbagai macam benda peninggalan sejarah budaya yang berasal dari Sumatera Utara. Berikut ini adalah pengklasifikasian koleksi-koleksi yang terdapat di museum ini.

Masa Prasejarah
Koleksi yang ada di ruang ini antara lain meliputi replika hewan khas Sumatera, replika fosil manusia purba, diorama kehidupan prasejarah, dan bermacam-macam perkakas prasejarah.

Kebudayaan Sumatera Utara Kuno
Koleksi di ruang ini menampilkan beberapa temuan budaya dari jaman megalitikum, meliputi peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda religi berupa patung batu dan kayu, tongkat perdukunan, wadah obat dari gading, serta koleksi naskah Batak kuno yang ditulis di atas kulit kayu yang disebut juga Pustaha Laklak.

Masa Kerajaan Hindu-Buddha
Ruangan ini menampilkan koleksi peninggalan Hindu-Buddha yang ditemukan di daerah Sumatera Utara, antara lain temuan arkeologi dari situs Percandian Padang Lawas dan situs Kota Cina. Benda koleksi di museum diantaranya arca batu, perunggu, pecahan keramik, dan mata uang kuno. Terdapat juga sebuah replika candi induk dari Candi Bahal I.

Masa Kerajaan Islam
Di ruangan ini, bisa dilihat berbagai artefak peninggalan dari masa kerajaan Islam. Terdapat koleksi seperti replika berbagai batu nisan dari makam Islam yang ditemukan di daerah Barus, Sumatera Utara. Terdapat pula nisan peninggalan Islam bercorak khas Batak, beberapa Al Qur’an, dan naskah Islam Tua dengan tulisan tangan. Di ruangan ini, dapat juga ditemukan sebuah replika Masjid Azizi di Medan.

Masa Kolonialisme di Sumatera Utara
Koleksi yang ditampilkan berupa komoditas perdagangan kolonial, alat-alat, dan mata uang perkebunan. Di ruang ini juga terdapat pula foto-foto langka yang bersejarah, model figur kolonial, serta replika kehidupan kota Medan tempo dulu.

Perjuangan Rakyat Sumatera Utara
Ruangan ini menceritakan sejarah perjuangan rakyat Sumatera Utara sejak sebelum 1908 sampa pada masa revolusi fisik tahun 1945-1949, termasuk diantaranya perjuangan pers di Sumatera Utara. Adapun benda koleksi di ruangan ini meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan tradisional, dan perlawatan komunikasi yang digunakan pada masa peperangan melawan penjajah. Di ruangan ini juga dipamerkan beberapa lukisan berkaitan dengan kepahlawanan dan juga poster propaganda pada masa perang.

Gubernur dan Pahlawan Sumatera Utara
Koleksi yang terdapat di ruangan ini adalah foto-foto serta lukisan para pahlawan dan mantan gubernur Sumatera Utara.

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara memiliki waktu kunjung tertentu, yaitu pada hari Selasa – Kamis, pukul 08.00 – 16.00 dan hari Jumat – Minggu pukul 08.00 – 15.30. Sedangkan hari Senin dan hari besar, museum ini ditutup untuk umum. Tiket masuk ke museum ini pun sangat murah, hanya Rp 3.000,- saja.

Berkunjung ke museum untuk mengisi waktu libur merupakan kegiatan positif untuk menunjang rasa peduli dan meningkatkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air, apalagi dengan mengajak putra-putri Anda. Banyak nilai-nilai positif yang bisa diambil dari menilik sejarah peradaban dan perjuangan bangsa.

Tempat Terkait: Museum Perjuangan TNI, Museum Pusaka Suku Nias

Hotel Terdekat: Medanville Hotel, Hotel Polonia

2 comments:

Anonymous said...

bangunannya besar dan atapnya khas suku sana, sangat menarik untuk dikunjungi dan berfoto sebagai kenang kenangan hadir di lokasi tersebut

Unknown said...

bagus gan kunjungin juga ajibaguspurnomo.blogspot.com

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Total Pageviews