Sunday, November 3, 2013

Sejarah Makam Raja Sidabutar, Penguasa Tomok



Jika Anda berkesempatan ke Pulau Samosir dan singgah ke Desa Tomok, pintu gerbang Pulau Samosir, ada beberapa objek wisata yang wajib Anda kunjungi. Salah satunya adalah makam raja Sidabutar.

Bila dibayangkan, Anda mungkin berpikir apa yang bisa dilihat dari mengunjungi makam raja kuno. Namun, ketika Anda sampai ke tempat ini, akan muncul kekaguman dari keberadaan makam raja di desa Tomok ini, yang bahkan tidak dilewatkan oleh banyak turis mancanegara.

Makam yang cukup terkenal sebagai objek wisata ini merupakan makam Raja Sidabutar, sang penguasa Tomok. Walaupun bergelar raja, kekuasaannya setara dengan kepala adat atau kepala desa.

Raja Sidabutar, menurut sejarahnya, merupakan orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Samosir. Makam Raja Sidabutar sendiri merupakan makam terbesar di kompleks ini dan sudah berumur sekitar lebih dari 460 tahun.

Sebelum memasuki area pemakaman ini, pengunjung harus mengenakan ulos (selendang) yang telah disediakan oleh penjaga makam tepat di pintu masuk makam. Ketentuan ini telah berlaku semenjak Raja Sidabutar wafat pada tahun 1544.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, bila hal ini dilanggar, maka pengunjung yang melanggar tersebut akan didatangi oleh Raja Sidabutar di dalam mimpi. Selain itu, kepercayaan lain yang sebaiknya dipatuhi pengunjung ketika masuk ke kawasan pemakaman terebut adalah pantang mengucapkan kata-kata kotor.

Di kawasan pemakaman Raja Sidabutar ini, para pengunjung dapat ditemani oleh seorang pemandu wisata yang akan menceritakan kisah sejarah yang berkaitan dengan makam raja kuno ini.

Memasuki area pemakaman, Anda akan melihat kondisi makam yang dibiarkan alami. Lokasi makam pun berada di sekitar pemukiman penduduk. Namun, makam yang berumur lebih dari empat abad ini memiliki keunikan luar biasa.

Makam Raja Sidabutar merupakan makam yang terbuat dari batu utuh tanpa persambungan yang dipahat sebagai tempat peristirahatan Raja Tomok kala itu. Makam batu ini disebut sarkofagus.

Makam batu ini tidak dikuburkan di dalam tanah, melainkan diletakkan di permukaan tanah. Pada makam Raja Sidabutar, terdapat pahatan berbentuk wajah sebagai penutup peti dan pahatan manusia dalam posisi jongkok di bagian depan makam.

Di kompleks makam ini terdapat tiga makam raja termasuk Raja Sidabutar beserta beberapa kerabatnya. Raja pertama dan raja kedua belum memeluk agama, tetapi menganut kepercayaan yang disebut Parmalim.

Hal ini dapat diketahui dari bentuk makamnya yang berupa sarkofagus dengan pahatan-pahatannya. Sementara itu, raja ketiga yang bernama Solompoan Sidabutar sudah memeluk agami Nasrani setelah kedatangan misionaris Jerman ke tanah Batak ini. Hal ini dapat dilihat dari ornamen salib yang menghiasi makam raja ketiga.

Sungguh mengagumkan mengunjungi makam raja kuno ini, sebab Anda bisa membayangkan betapa orang zaman dahulu telah mampu membuat dan memahat batu sebesar itu menjadi makam beserta ukiran-ukiran yang konon menggambarkan wajah dari almarhum.

Di komplek pemakaman ini, Anda juga dapat melihat perbedaan dari makam-makam yang ada. Semakin modern makam, bentuknya akan lebih sederhana dan terdapat ornamen berupa tanda salib di kuburnya. Makam yang berusia lebih tua biasanya terbuat dari bebatuan.

Untuk mengunjungi makam Raja Sidabutar ini, Anda tidak akan dipungut biaya apapun. Namun biasanya di tempat ini terdapat kotak amal di mana Anda boleh memasukkan sumbangan seikhlasnya.


Tempat Terdekat: Tuk Tuk, Museum Batak

Hotel Terdekat: Grand Sakura Hotel, Asean International Hotel, Alpha Inn

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Total Pageviews