Sunday, November 3, 2013

Sejarah Makam Raja Sidabutar



Pulau Samosir tidak hanya terkenal karena keberadaannya yang mengapung di tengah danau Toba. Lebih dari itu, Samosir menyimpan peninggalan sejarah –terutama tentang Batak- yang menarik. Disinilah kita bisa melihat dari dekat makam Raja Sidabutar, sang pengusasa Tomok.

Di Samosir dan warga Batak, kisah tentang Raja Sidabutar sangatlah terkenal. Konon, Sidabutar adalah raja yang sakti. Kesaktian itu berasal dari rambutnya yang panjang dan gimbal.

Jika rambutnya dipangkas maka bersamaan dengan itu kesaktiannya bakal hilang. Raja Sidabutar juga dianggap merupakan orang pertama yang menginjakkan kaki di Tomok.

Semasa hidupnya, Raja Sidabutar telah mempersiapkan makamnya dengan memanggil tukang pahat yang ada di Pulau Samosir. Pembuatan makam dimulai dengan upacara khusus.

Jika makam-makam di Pulau Jawa hanya berhiaskan nisan, berbeda dengan makam Raja Sidabutar ini. Pada makamnya terdapat ukiran yang memiliki arti khusus. Ukiran kepala yang besar melambangkan Raja Sidabutar, sedangkan ukiran kepala yang ada di ujung satunya dengan ukuran yang lebih kecil menunjukkan permaisuri, Boru Damanik.

Sedangkan ukiran lelaki yang berada di bawah kepala raja adalah Panglima Guru Saung Lang Meraji. Di samping kanan kiri makam terdapat patung gajah. Keberadaan gajah inipun bukan tanpa arti.

Sebelum berhasil menikahi Permaisuri Boru Damanik, Raja Sidabutar harus membayar mahar berupa dua ekor gajah. Demi dapat meminang Boru Damanik, Raja Sidabutar pun mengutus Guru Saung lang Meraji untuk mendapatkan dua ekor gajah. Akhirnya dua gajah itu diperoleh di Aceh.

Setelah menjinakkan dua gajah tersebut dengan kesaktiannya, dua ekor hewan itupun dibawa menghadapa Raja Sidabutar untuk diserahkan kepada Boru Damanik.  Mereka pun akhirnya menikah karena persyaratan mahar sudah terpenuhi.

Didalam kompleks makam ini kita juga dapat melihat patung-patung yang diletakkan dalam formasi setengah lingkaran. Patung-patung ini menggambarkan bawahan raja dalam sebuah acara ritual untuk memanggil hujan dengan iringan musik gondang.

Dalam ritual itu dikorbankan seekor kerbau yang akan ditombak 7 kali. Jika kerbau itu mengeluarkan banyak darah maka permintaan mereka akan dikabulkan. Namun jika tidak mengeluarkan darah maka permintaan tidak dikabulkan oleh dewa, Si Mulajadi Na Bolon.

Selain Raja Sidabutar, makam ini juga menjadi tempat peristirahatan para keturunannya dan ajudan sang raja. Kompleks makam tertata sangat rapi dengan tangga masuk dan beranda untuk menerima tamu.

Warna merah, hitam dan putih menjadi ornamen utama yang mewarnai hampir seluruh bagian kompleks. Setiap wisatawan yang hendak masuk kompleks harus mengenakan ulos. Caranya dengan menyilangkan di salah satu pundak dan dijuntaikan ke bawah.

Makam yang terpelihara dengan baik ini dijaga oleh beberapa orang . Tidak ada salahnya untuk memberikan kontribusi secara sukarela kepada pengelola setempat.

Makam yang terletak di Tomok, kecamatan Simanindo ini bisa Anda capai dengan menumpang becak motor. Alternatif lain adalah dengan menyewa motor yang per harinya dibanderol mulai Rp. 40 ribu.

Destinasi wisata lainnya di pulau Samosir adalah Batu Parsidangan, Tuk Tuk dan desa Lumban Suhi-suhi Toruan.

Jika berlibur di Samosir Anda bisa menginap di beberapa resor yang ada daerah Tuktuk. Sedangkan beberapa hotel di Medan yang dapat Anda singgahi adalah Hermes Palace Hotel, Tiara Medan Hotel & Convention Center dan Medanville Hotel.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Total Pageviews